Jumat, 16 April 2010

MASINIS,,

Masinis Kereta Argo Paling Bergengsi
TEPAT di hari ulang tahunnya ke-60, PT Kereta Api Indonesia ibarat mendapat 2 "kado" sekaligus. Yakni, pertama kehadiran direksi baru di bawah kepemimpinan Dirut Ronny Wahyudi. Kedua sebelumnya kehadiran Dirjen Perkeretaapian untuk kali pertama dalam sejarah juga diisi mantan Dirut PT Kereta Api Indonesia, Sumino ko Saputro.
Kehadiran Dirjen Perkeretaapin itu menghembuskan berbagai peningkatan fisik. Buktinya, dengan segala keterbatasan yang ada, kini Pemerintah telah mengupayakan berbagai peningkatan fisik penyelenggaraan transportasi kereta api. Seperti pembenahan prasarana yang meliputi jalur ganda (double track), jembatan, persinyalan, telekomunikasi, penggantian wessel dan kabel listrik.
Pembenahan juga mencakup rehabilitasi KRD/KRL, Kereta Api Kelas Ekonomi, dan pembenahan terkait pendanaan dalam penyelenggaraan kereta api. Yaitu pelaksanaan public service obligation (PSO) untuk subsidi operasi angkutan kelas ekonomi, infrastructure maintenance and operation (IMO) dan track acces charges untuk pendanaan prasarana kereta api.
Namun harus diakui, segala upaya yang dilakukan itu, masih jauh dari harapan. Buktinya, produktivitas angkutan perkeretaapian dari tahun 2000 - 2004 mengalami penurunan dari 192,40 juta penumpang menjadi 149,69 juta penumpang. Sedangkan angkutan barang menurun dari 19,30 juta ton menjadi 17,47 juta ton.
Begitu pula kejadian peristiwa kecelakaan angkutan kereta api, juga masih cukup memprihatinkan. Dalam kurun waktu 2000-2004 frekuensi kecelakaan kereta api sempat meningkat cukup tinggi pada 2002, dari 14,6% (2000) menjadi 26,5% (2002) dan kembali turun pada 2004 menjadi 18,54%.
Fakta ini menunjukkan, ternyata banyak variabel yang harus diperhatikan untuk meningkatkan kinerja pelayanan transportasi kereta api. Setidaknya hal itu menyangkut reformasi kebijakan dasar, pembenahan manajemen operasional, peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat serta sumber daya manusia.
Variabel SDM, utamanya terkait posisi masinis yang beberapa waktu belakangan sering menjadi bahan pertanyaan publik bila terjadi kecelakaan kereta api. Dalam berbagai kejadian, masinis kerap dituding sebagai penyebab kecelakaan.
Sebagai salah satu pilar SDM di garda terdepan sektor trassportasi kereta api, keberadaan masinis memang seperti terabaikan. Publik terkesan kurang memberikan apresiasi terhadap profesi yang ada dalam penyelenggaraan transportasi kereta api.
Misalnya publik cenderung memberikan apresiasi lebih kepada pilot dibanding masinis. Padahal masinis mempunyai tanggung jawab profesi yang tidak kalah besar dibanding pilot. Selain itu, masinis bukan profesi yang mudah dapat dimiliki seseorang. Alasannya untuk menjadi seorang masinis andal, harus melalui proses seleksi, pendidikan dan pelatihan tertentu.
BPTT
Untuk mencetak masinis handal, PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) memiliki Balai Pelatihan Teknik Traksi (BPTT) yang terletak di Jalan Dr Wahidin Sudiro Husodo Yogyakarta. Menurut Kepala BPTT Mudjiharto, untuk menjadi masinis, seorang calon mesti menempuh pendidikan penuh selama lebih kurang 8 bulan. Pendidikan mulai dari Dasar Kewiraan, Kursus Pra Jabatan, Pengenalan lapangan, Pendidikan dan pelatihan teknis fungsional serta praktik lapangan dan proses magang.
''Rekrutmen calon masinis sendiri ditangani kantor pusat. Siswanya berasal dari lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). BPTT hanya mendidik, dan meningkatkan kemampuan,'' kata Mudjiharto.
Setiap angkatan, terdiri atas puluhan siswa sesuai rekrutmen yang dilakukan PT KAI Pusat. ''Selain siswa baru, pendidikan juga mencakup masinis yang akan naik tingkat,'' tuturnya.
Setelah lulus, lanjut dia masinis baru akan diberikan tanda lulus ujian praktik, berupa T-63A oleh pejabat yang berwenang. Setelah itu, dengan bimbingan Kepala Depo dan Instruktur, secara bertahap masinis akan berupaya meningkatkan kemampuan dengan cara kembali belajar di BPTT. ''Untuk bisa kembali belajar di BPTT, harapannya dapat meningkatkan kemampuan. Tentunya ada beberapa kriteria, seperti penilaian Kepala Depo, maupun catatan perjalanan,'' katanya.
Setelah menempuh karier beberapa tahun, seorang masinis lulusan BPTT akhirnya bisa promosi menjadi masinis kereta api kelas argo yang merupakan posisi masinis paling bergengsi dalam perkeretaapian Indonesia. ''Posisi masinis kereta api kelas argo, bagaimana pun menjadi idaman semua masinis di tanah air. Karena selain gengsinya tinggi, pendapatan juga relatif lebih tinggi dibanding kereta di bawah kelas argo, seperti kereta api kelas satwa, bisnis, ekonomi dan KA langsir,'' paparnya lagi.(Budi Nugraha-33)




REKRUTMEN CALON MASINIS
----- Original Message -----
Sent: Wednesday, September 13, 2006 12:28 PM
Subject: Balasan Re: [keretapi] Lowongan Kerja Masinis dan PPKA untuk 300 orang > Perempuan mungkin nggak ya??

theeggnogg@yahoo.com> wrote:

> Syarat Pelamar Masinis dan PPKA
>
> - Pria 18-22 tahun per 31 Desember 2006
> - Berbadan sehat, tidak berkacamata dan tidak
buta warna
> - Tinggi badan min 165 cm
> - Lulus SMK Otomotif/Listrik (Masinis)
> - Lulus SMA (PPKA)
> - Nilai UAN matematika minimal 6.00
> - Belum Menikah
> - Surat Lamaran ke PO. BOX 5076 JKTF 11050

KERETAKU













PROFILQ

Nama:DEDE MUH RIYADI
Napang:DEDE
TTL:KP,03 Maret 1995
Skul:SMP N 1 LENDAH
Klass:9 ep
Hobi: Makan
Tentang saya????ikuti Terus kemajuan Blog ini,maka dapat dipastikan anda akan lebih tahu n kenal dgn ku..,,OK
DUNIAKU © 2008 Template by:
SkinCorner